Sabtu, 31 Desember 2016

AUTOMATED TASKS DI LINUX

Automated Tasks

AUTOMATED TASKS

        Di Linux, tugas dapat dikonfigurasi untuk menjalankan secara otomatis dalam jangka waktu tertentu, pada tanggal yang ditentukan, atau ketika beban sistem rata-rata di bawah jumlah tertentu. Red Hat Enterprise Linux adalah pra-dikonfigurasi untuk menjalankan tugas-tugas sistem yang penting untuk menjaga sistem diperbarui. Misalnya, database slocate digunakan oleh perintah locate diperbarui setiap hari. Seorang administrator sistem dapat menggunakan tugas otomatis untuk melakukan backup periodik, memonitor sistem, menjalankan script kustom, dan banyak lagi.


CRON

Cron adalah daemon yang dapat digunakan untuk menjadwalkan pelaksanaan tugas berulang sesuai dengan kombinasi waktu, hari bulan, bulan, hari dalam seminggu, dan minggu.
Cron mengasumsikan bahwa sistem ini terus menerus. Jika sistem ini tidak pada saat tugas dijadwalkan, itu tidak dijalankan.To schedule one-time tasks
Untuk menggunakan layanan cron, paket RPM vixie-cron harus diinstal dan layanan crond harus menjalankan. Untuk menentukan apakah paket tersebut terinstal, gunakan rpm -q vixie-cron perintah. Untuk menentukan apakah layanan ini berjalan, menggunakan status  crond perintah / sbin / service.

Configuring Cron Tasks

File konfigurasi utama untuk cron, / etc / crontab, berisi baris berikut:
SHELL=/bin/bash 
PATH=/sbin:/bin:/usr/sbin:/usr/bin 
MAILTO=root HOME=/  
# run-parts 
01 * * * * root run-parts /etc/cron.hourly 
02 4 * * * root run-parts /etc/cron.daily 
22 4 * * 0 root run-parts /etc/cron.weekly 
42 4 1 * * root run-parts /etc/cron.monthly

Empat baris pertama adalah variabel yang digunakan untuk mengkonfigurasi lingkungan di mana tugas-tugas cron dijalankan. Variabel SHELL memberitahu sistem yang lingkungan shell untuk digunakan (dalam contoh ini shell bash), sedangkan variabel PATH mendefinisikan jalur yang digunakan untuk menjalankan perintah. Output dari tugas cron diemail ke username didefinisikan dengan variabel MAILTO. Jika variabel MAILTO didefinisikan sebagai string kosong (MAILTO = ""), email tidak dikirim. Variabel RUMAH dapat digunakan untuk mengatur direktori home untuk menggunakan ketika menjalankan perintah atau skrip.

Setiap baris di / etc / crontab merupakan tugas dan memiliki format berikut:

minute   hour   day   month   dayofweek   command
  • minute — any integer from 0 to 59
  • hour — any integer from 0 to 23
  • day — any integer from 1 to 31 (must be a valid day if a month is specified)
  • month — any integer from 1 to 12 (or the short name of the month such as jan or feb)
  • dayofweek — any integer from 0 to 7, where 0 or 7 represents Sunday (or the short name of the week such as sun or mon)
  • command — the command to execute (the command can either be a command such as ls /proc >> /tmp/proc or the command to execute a custom script)

Untuk salah satu nilai di atas, tanda bintang (*) dapat digunakan untuk menentukan semua nilai yang valid. Sebagai contoh, tanda bintang untuk nilai bulan berarti menjalankan perintah setiap bulan dalam batasan nilai-nilai lainnya.

Sebuah tanda hubung (-) antara bilangan bulat menentukan berbagai bilangan bulat. Misalnya, 1-4 berarti bilangan bulat 1, 2, 3, dan 4.

Sebuah daftar nilai dipisahkan oleh koma (,) menetapkan daftar. Misalnya, 3, 4, 6, 8 menunjukkan empat bilangan bulat tertentu.

Garis miring (/) dapat digunakan untuk menentukan nilai langkah. Nilai integer dapat dilewati dalam jangkauan dengan mengikuti berbagai dengan / <bilangan bulat>. Misalnya, 0-59 / 2 dapat digunakan untuk mendefinisikan setiap menit di bidang menit. nilai langkah juga dapat digunakan dengan tanda bintang. Misalnya, nilai * / 3 dapat digunakan dalam bidang bulan untuk menjalankan tugas setiap bulan ketiga.

Setiap baris yang dimulai dengan tanda pagar (#) adalah komentar dan tidak diproses.

Seperti ditunjukkan dalam file / etc / crontab, script run-bagian mengeksekusi skrip di /etc/cron.hourly/, /etc/cron.daily/, /etc/cron.weekly/, dan / etc / cron. bulanan / direktori pada setiap jam, harian, mingguan, atau bulanan masing-masing. File dalam direktori ini harus skrip shell.

Jika tugas cron diperlukan untuk dieksekusi pada jadwal selain per jam, harian, mingguan, atau bulanan, dapat ditambahkan ke direktori /etc/cron.d/. Semua file dalam direktori ini menggunakan sintaks yang sama seperti / etc / crontab
"Contoh Crontab" untuk contoh:

# record the memory usage of the system every monday  
# at 3:30AM in the file /tmp/meminfo 
30 3 * * mon cat /proc/meminfo >> /tmp/meminfo 
# run custom script the first day of every month at 4:10AM 
10 4 1 * * /root/scripts/backup.sh


Pengguna selain root dapat mengkonfigurasi tugas cron dengan menggunakan utilitas crontab. Semua crontab user-defined disimpan di / var / spool / cron / direktori dan dieksekusi menggunakan username pengguna yang menciptakan mereka. Untuk membuat crontab sebagai pengguna, login sebagai user yang dan ketik -e perintah crontab untuk mengedit crontab pengguna menggunakan editor ditentukan oleh variabel lingkungan VISUAL atau EDITOR. file menggunakan format yang sama seperti / etc / crontab. Ketika perubahan crontab disimpan, crontab disimpan sesuai dengan username dan ditulis ke file / var / spool / cron / username.

Cron daemon memeriksa file / etc / crontab, direktori /etc/cron.d/, dan / var / spool / cron / direktori setiap menit untuk setiap perubahan. Jika ada perubahan yang ditemukan, mereka dimuat ke dalam memori. Dengan demikian, daemon tidak perlu di-restart jika file crontab berubah.

Mengontrol Akses ke Cron

The /etc/cron.allow dan /etc/cron.deny file yang digunakan untuk membatasi akses ke cron. Format kedua file kontrol akses adalah salah satu nama pengguna pada setiap baris. Spasi tidak diperbolehkan dalam baik file. Cron daemon (crond) tidak harus direstart jika file kontrol akses yang dimodifikasi. File kontrol akses yang dibaca setiap kali pengguna mencoba untuk menambah atau menghapus tugas cron.


Sumber : http://rahmatprastyocentos.blogspot.co.id/
Root pengguna dapat selalu menggunakan cron, terlepas dari nama pengguna terdaftar dalam file akses kontrol.

Jika file cron.allow ada, hanya pengguna terdaftar di dalamnya diperbolehkan untuk menggunakan cron, dan file cron.deny diabaikan.

Jika cron.allow tidak ada, pengguna terdaftar di cron.deny tidak diizinkan untuk menggunakan cron

Starting and Stopping the Service

Untuk memulai layanan cron, gunakan perintah / sbin / service crond mulai. Untuk menghentikan layanan, gunakan perintah / sbin / service crond stop. Dianjurkan agar Anda memulai layanan pada saat boot.


Kamis, 29 Desember 2016

MANAJEMEN USER DI LINUX

Dalam sistem operasi Linux juga diperlukan yang namanya manajemen user dan group. Entah apapun distro dari linux tersebut (contoh: Debian, Ubuntu, Centos, atau Redhat).
Bayangkan jika dalam suatu perusahaan yang mempunyai ratusan karyawan dan mempunyai beberapa divisi didalamnya. Tentunya manajemen sangat diperlukan untuk hal ini agar lebih mudah dalam mengontrolnya apabila ada karyawan yang ingin membuat akun baru, mengganti password, atau ada karyawan yang resign dan akunnya mesti dihapus.
Dengan adanya manajemen user dan group pada linux ini, memudahkan kita dalam membagi setiap akun user pada tiap-tiap group menurut divisinya masing-masing.
Dan juga mengatur hak kepemilikan file pada tiap-tiap user menurut groupnya masing-masing. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan bagaimana membuat, memodifikasi, serta menghapus user dan group di linux.

Manajemen User

Untuk melihat daftar user di linux kita bisa melihatnya didalam file /etc/passwd, didalamnya terdapat beberapa informasi mengenai Username, Password, User ID, Group ID, Deskripsi, Direktori Home, dan Shell yang digunakan user tersebut, yang dipisahkan dengan tanda “:” (titik dua) pada setiap barisnya.
Berikut contoh dengan username root yang ada dalam file /etc/passwd.
root:x:0:0:root:/root:/bin/bash
  • Username = Nama user yang digunakan untuk login kedalam sistem
  • Password = Berisi password yang dienkripsi (huruf x menunjukan bila menggunakan shadow password yang dalam file /etc/shadow)
  • User ID = Angka unik yang dimiliki oleh setiap user
  • Group ID = Angka unik yang dimilik oleh setiap group, dimana tiap user bisa masuk dalam salah satu – group tersebut
  • Direktori home = Path Absolut untuk direktori home dari setiap user
  • Shell = Program yang otomatis dijalankan setiap user login kedalam sistem (Command Interpreter)

Membuat User

Untuk membuat user di linux kita bisa menggunakan perintah useradd dan adduser. Bedanya dari kedua perintah tersebut adalah useradd itu manual sedangkan adduser itu otomatis dalam membuat user. Untuk  lebih jelasnya lihat perintah membuat user pada linux dibawah ini:
1. useradd
# useradd john -m -d /home/john -s /bin/bash
Disini password untuk user john belom diatur, untuk mengaturnya jalankan perintah dibawah ini lalu ketik password untuk user john.
# passwd john
Output/Hasilnya :
Enter new UNIX password:
Retype new UNIX password:
passwd: password updated successfully
2. adduser
# adduser billy
Output/Hasilnya:
Adding user `billy' ...
Adding new group `billy' (1003) ...
Adding new user `billy' (1003) with group `billy' ...
Creating home directory `/home/billy' ...
Copying files from `/etc/skel' ...
Enter new UNIX password:
Retype new UNIX password:
passwd: password updated successfully
Changing the user information for billy
Enter the new value, or press ENTER for the default
Full Name []:
Room Number []:
Work Phone []:
Home Phone []:
Other []:
Is the information correct? [Y/n] Y
Bisa dilihatkan perbedaan dari kedua perintah tersebut?

Modifikasi User

Untuk modifikasi user di linux kita bisa menggunakan perintah usermod. Berikut contohnya:
# usermod john -a -G mysql
# usermod billy -a -G ftp
Perintah diatas maksudnya adalah memasukan user john kedalam group mysql dan user billy kedalam group ftp.

Menghapus User

Ada 2 perintah untuk menghapus user di linux, yaitu userdel dan deluser.
1. userdel
# userdel -f john
File konfigurasi untuk userdel terletak didalam file /etc/login.defs , dengan opsi -f perintah diatas akan menghapus user meskipun user dalam keadaan terkoneksi kedalam sistem.
2. deluser
# deluser billy
File konfigurasi untuk deluser terletak didalam file /etc/deluser.conf , perintah diatas akan menghapus user tetapi direktori home, mail, dan file lainnya tidak terhapus. Ada beberapa opsi untuk perintah ini diantaranya:
–backup = Melakukan backup untuk semua file yang dimiliki user tersebut
–backup-to = Melakukan backup dengan spesifikasi tempat menyimpannya, default penyimpanan di direktori home
–remove-home = Remove the user home
–remove-all-file = Menghapus semua file yang dimilik oleh semua user tersebut
–group = Menghapus user dari dalam suatu group
–system = Mengahapus user dan group yang ada dalam sistem
–conf = Digunakan dengan file konfigurasi yang terletak di /etc/deluser.conf dan /etc/adduser.conf

Manajemen Group

Daftar group yang terdapat di linux bisa dilihat dalam file /etc/group , didalamnya terdapat informasi ada group apa saja yang terdapat pada sistem.

Membuat Group

Untuk membuat group di linux menggunakan perintah addgroup.
# addgroup marketing

Menghapus Group

Untuk menghapus group di linux menggunakan perintah delgroup.
# delgroup marketing





SUMBER : http://cubnetwork.com/manajemen-user-dan-group-di-linux/













Rabu, 28 Desember 2016

BOOTLOADER DI LINUX

Boot Loader adalah suatu program yang tertanam pada suatu sistem operasi. Boot loader digunakan untuk mem-boot atau memanggil sistem operasi yang ada pada hard disk atau media boot lainnya seperti flashdisk (contohnya GRUB dan LILO). Biasanya Boot Loader digunakan untuk memilih sistem operasi yang ada pada hard disk. Pada sistem operasi multiboot pada hard disk tersebut memiliki lebih dari 1 sistem operasi. Boot Loader ini, dimuat pada BIOS komputer, yang kemudian digunakan untuk memanggil kernel suatu sistem operasi. Boot Loader, harus dipasang pada MBR (Master Boot Record) pada hard disk atau media boot lainnya agar sistem operasi yang terdapat pada hard disk atau media boot lainnya bisa di-boot dengan baik.


Bootloader adalah aplikasi pertama yang dijalankan BIOS sesaat setelah proses booting. Bootloader akan meload kernel yang menjalankan sistem operasi. Dalam beberapa sistem, terdapat bootloader yang berbeda. Bootloader Windows, berbeda dengan Bootloader Linux, Berbeda jugadengan BSD.

Boot loader program dimuat di dalam BIOS komputer dan bertugas untuk membaca kernel yang ada di dalam suatu sistem operasi serta memberi kendali terhadap jalannya sistem pada kernel. Kernel akan dapat melakukan inisiasi pada sistem serta mengendalikannya. Sebagai contoh, saat kita ingin menggunakan 2 sistem operasi pada satu komputer, misal ingin menginstall ubuntu dimana kita telah menginstall windows vista di komputer. Apabila ubuntu telah terinstall di hardisk maka secara otomatis ubuntu akan mengeluarkan pilihan booting untuk multiple boot.

jadi pada dasarnya sebuah tampilan bootloader adalah warna hitam polos seperti pada gambar diatas, namun kita sebagai user dapat merubah tampilan gambar bootloader dengan interface yang disediakan di setiap sistem informasi. nah..!! pada kesempatan kali inilaha akan dibahas cara mengubah tampilan Bootloader pada centos. silahkan disimak ya sob..

1. Persiapkan Gambar yang akan dirubah menjadi tampilan awal pada Bootloader. pada kesempatan kali ini saya membuat gambar saya sendiri dengan menulis nama saya sendiri dan mengeditnya di GIMP for Centos.


Buat Ukuran gambar teman-teman sekalian menjadi 640 X 480 . Misalnya teman-teman sekalian menggunakan Aplikasi GIMP for Centos maka dapat memilih menu Image >Scale Image > lalu atur Width : 640 dan Height : 480 . jika bingung, teman-teman dapat melihat gambar diatas. jika sudah langsung saja tekan Scale.


2.  Setelah mengatur ukuran gambar, sekarang kita akan mengatur ukuran Pixel pada gambar, aturan pixel pada tampilan bootloader agar tidak pecah adalah 14. 


teman-teman dapat memilih menu Indexed Color Conversion lalu isikan pada menuGenerate Optimum pallete Maximum Number Of Colors dengan 14. setelah itu lalu tekan Convert.


3. Setelah gambar teman-teman sudah jadi, bisa langsung disimpan. agar mudah dalam pencarian, gambar teman-teman disimpan saja di dekstop dengan dikasih ekstensi .xpm.




4. Karena ekstensi yang dapat digunakan untuk dijadikan tampilan Bootloader adalah .xpm.gz maka tugas kita selanjutnya adalah membuat gambar yang telah kita buat tadi menjadi ekstensi .gz.


 untuk dapat membuat gambar yang telah kita buat tadi menjadi ekstensi xpm.gz, kita ketikkan Script gzip [spasi] [Nama Gambar]. seperti contoh pada Gambar diatas, saya mengetikkan gzip ryan14.xpm . jika sudah maka file gambar teman-teman akan berubah ekstensinya menjadi .xpm.gz seperti pada gambar diatas.


5. Setelah Gambar yang teman-teman tadi sudah manipulasikan, sekarang teman-teman pindahkan gambar tersebut pada directory grub karena, nanti pada directory tersebutlah gambar yang jadi akan bisa diproses oleh bootloader sebagai tampilan bootloader.


untuk dapat memindahkan gambar tersebut ke Directory tersebut, kita menggunakan Script yang pernak kita belajar sebelumnya, yaitu dengan mengetikkan mv ryan14.xpm.gz /boot/grub/  ini untuk contoh seperti gambar diatas. jika teman-teman ingin mempraktekkannya, teman-teman bisa sesuaikan dengan posisi pwd teman-teman ada dimana.
untuk mengecek apakah gambar teman-teman telah dipindahkan ke directory grub teman-teman dapat mengecek dengan mengetikkan ls /boot/grub . jika sudah maka akan muncul seperti pada gambar dibawah




6. Setelah kita dari awal sudah membuat atau menyiapkan gambar, membuat ekstensi xpm lalu membuat ekstensi lagi menjadi gz sekarang kita tinggal masuk pada interface untuk memilih gambar untuk dirubah menjadi tampilan bootloader pada centos kita. ketikkan vi /boot/grub/menu.lst


untuk masuk menu.lst pada Directory Grub


tampilan setelah masuk pada menu.lst



7. Setelah sudah masuk menu.lst sekarang teman-teman rubah nama gambar yang dilingkarin seperti pada gambar dibawah. pada contoh kali ini saya menggantinya nama yang default sebelumnya dengan nama gambar yang tadi saya buat sebelumnya. yang telah saya pindahkan ke Directory /boot/grub/ yaitu ryan14.xpm.gz



setelah sudah simpan perubahan menu.lst. karena dia berupa vi, maka ketikkan perintah:wq untuk menyimpan perubahan dan coba langsung mereboot Centos teman-teman Sekalian.




8. Nah..!! berikutlah hasilnya setelah teman-teman merubah tampilan pada Bootloader pada Centos teman-teman sekalian.


teman-teman juga dapat memodifikasi tampilannya sesuai dengan dengan keinginan teman-teman sekalian.



 
Memasang Password pada Grub centos

Ada beberapa cara meletakan password pada grub centos, namun sebelum kita harus masuk dahulu menjadi SU dengan mengetik su - , lalu isikan password SU. kita harus menjadu Superuser karena kita akan mengakses directory /boot/grub/




1.) Diletakkan sebelum title sebagai contoh :


Hal ini akan menyebabkan menu tidak dapat diubah pada waktu grub ditampilkan. Apabila ingin mengubah menu dengan menekan "e" atau "c" maka pengguna harus menekan tombol "p" terlebih dahulu dan memasukkan password. Tetapi apabila kita ingin booting maka tidak ada masalah, grub tidak akan meminta password.


2.) Diletakkan Setelah atau didalam title sebagai contoh :


Efek dari pemberian password dengan cara ini ketika anda memilih OS dari "Centos 6" maka akan diminta password agar anda dapat boot ke partisi ini.


3.) Diletakkan di atas/luar title namun ditambahkan kata "lock" di bawah/dalam title sebagai contoh :



Efek dari cara ini akan menyebabkan hal yang sama seperti no. 1 tetapi ketika anda memilih OS "Centos 6" anda tidak akan bisa booting dan anda akan diarahkan ke menu awal dari grub. Baru akan bisa booting apabila anda memasukkan password pada menu awal dengan menekan tombol "p".


4.) Diletakkan sebelum dan sesudah title sebagai contoh :



Efek dari cara ini akan menyebabkan hal yang sama seperti no. 1 dan no.2 dan kelebihan dengan cara ini antara password menu dan password dari OS berbeda. 



Mengenkripsi Password Grub

Enkripsi adalah suatu cara untuk mengamankan suatu informasi dengan mengacak isi informasi di dalamnya. Dalam hal ini informasinya adalah password. Dan enkripsi digunakan untuk melindungi password dari user yang bisa membaca isi dari file konfigurasi grub anda. Untuk mengenkripsi password pada grub anda dapat menggunakan sistem autentifikasi dengan md5, caranya :  

1.) Ketikkan perintah :
 #grub-md5-crypt

  

 saat anda mengetikkan perintah diatas, maka akan muncul perintah untuk memasukkan kata yang mau dienkripsi. Setelah sudah maka akan muncul sebuah bahasa tingkat dewa yang menandakan kata yang ingin kita enkripsi telah dienkripsikan. dari gambar diatas saya memasukkan :
Password : rahasiaryan
Retype Password : rahasiaryan
lalu muncul hasil enkripsinya : $1$6YCJb$G.8/aKvwoPNxQIGrXxSHH0 

Nah agar password kita pada grub dapat dienkripsi kita tinggal mengcopy hasil enkripsi yang tadi, lalu kita pastekan pada password yang kita letakkan di menu.lst tadi sebagai contoh :



jangan lupa sebelum paste kita harus menambahkan perintah : password --md5 setelah itu baru kita pastekan. Gimana Mudah bukan.

source : https://ryanjoke.blogspot.co.id/2015/12/mengganti-gambar-pada-grub-other-di.html

Selasa, 27 Desember 2016

Startup dan Shutdown pada Linux

Startup
Proses startup dimulai ketika sistem sudah memanggil LILO dan proses booting sudah diserahkan pada sebuah program induk yang disebut dengan init. Pada hampir kebanyakan distribusi Linux, proses startup mengikuti aturan-aturan seperti berikut :
     1. Eksekusi LILO
   2. LILO Memuat secondary loader pada /boot/chain.b /boot/chain.b menjalankan Kernel Linux. Sampai pada bagian ini, seorang pengguna akan melihat tampilan pesan pada layar seperti menjalankan daemon, memerika integritas perangkat keras, dan
sebagainya.
    3. Kernel menyerahkan tugasnya kepada init.
    4. Init menjalankan berbagai program di belakang layar yang dibutuhkan oleh seorang user untuk login ke dala sistem.
    5. Init memanggil program yang digunakan untuk login.


Proses Startup pada tiap Distribusi
Setelah init mengambil alih tugas booting sistem dari LILO atau GRUB, init akan menjalankan sistem sesuai dengan default run level yang digunakan. Pada beberapa distribusi, penanganan run level ini berbeda satu dengan lainnya.
Run Level pada Linux : 
Run Level 0 : /etc/rc.d/rc0.d
Seperti yang anda lihat pada tabel diatas, run level 0 akan menjalankan sekumpulan script yang digunakan untuk shutdown. Script pada run level ini akan menjalankan proses seperti berikut :
1. Mematikan semua proses yang sedang berjalan.
2. Mematikan file virtual memory yang di swap.
3. Melakukan proses unmounting swap dan filesistem yang di mount.
b. 1 Single user mode
Run Level 1: /etc/rc.d/rc1.d
Run Level 1 merupakan single user mode, atau merupakan mode untuk melakukan administrasi, run level ini digunakan seorang sistem administrator untuk melakukan perawatan software.
Untuk masuk kedalam mode ini pada waktu boot ketikkan perintah seperti berikut ini:
     1. boot : linux single
Dengan demikian akan langsung masuk kedalam run level 1 dengan melewati berbagai argumen yang ada pada kernel.
     2. Multi user, tidak ada NFS
Run Level 2: /etc/rc.d/rc2.d
Runlevel 2 merupakan multiuser mode. Pada run level ini fungsi untuk networking bisa dijalankan kecuali untuk network file system (NFS). Pilihan ini berguna jika anda hanya menjalankan komputer PC anda untuk stand alone.
     3. Full multiuser mode
Run Level 3: /etc/rc.d/rc3.d
Runlevel 3 merupakan default run level yang ada pada file /etc/inittab. Untuk distribusi keluaran akhir seperti redhat 7.0 menggunakan runlevel 5 sebagai defaultnya.
     4. Unused (tidak digunakan)
Run Level 4: /etc/rc.d/rc4.d
Runlevel 4 digunakan sebagai run level yang bisa anda setting kembali untuk menjalankan run level anda sendiri. Dengan demikian anda bisa membuat run level dengan meletakkan file-file yang ingin anda gunakan atau tidak anda gunakan dengan cara membuat file-file yang memiliki simbolik link ke direktori atau file lain yang telah anda pilih.
     5. X11
Run Level 5: /etc/rc.d/rc5.d
Run level 5 digunakan untuk menjalankan aplikasi pada X window. Pada run level ini banyak servis networking yang juga diaktifkan.
     6. reboot
Run Level 6: /etc/rc.d/rc1.d
Run level 6 digunakan untuk reboot sistem. Isi dari direktori pada level ini merupakan link yang sama dengan runlevel 0, akan tetapi pada script yang yang digunakan untuk mematikan sistem diganti dengan script yang digunakan untuk mereboot komputer

Contoh isi file /etc/inittab  :
      id:3:initdefault:    
Keterangan :
§ Baris di atas menunjukkan bahwa pada saat dijalankan sistem akan masuk ke run level 3.
      1:2345:respawn:/sbin/getty 9600 tty1      
Keterangan :
§ Kolom pertama menunjukkan bahwa baris ini untuk /dev/tty1
§ Kolom kedua menunjukkan bahwa baris ini diterapkan untuk run level 2,3,4,dan 5.
§ Kolom ketiga berarti bahwa perintah /sbin/getty akan dijalankan lagi apabila berhenti.
§ Kolom terakhir menunjukkan program /sbin/getty akan dijalankan pada virtual console yang pertama.

1.6. Memeriksa runlevel saat ini
Untuk memeriksa runlevel yang saat ini sedang berlaku dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Menggunakan perintah who

2. Menggunakan perintah runlevel


1.7. Mengganti runlevel
Sintaks:
    init [runlevel]    
Contoh:
1. Menjalankan runlevel 0 atau melakukan proses shutdown
# init 0
2. Menjalankan runlevel 1 atau masuk ke modus single user
# init 1

1.8. Script Inisialisasi
Script yang akan dijalankan sesuai dengan run level. Disimpan di direktori sesuai run level, dibawah
direktori /etc/rc.d/rc[x].d berupa file symbolic link. Script asli disimpan di
/etc/rc.d/init.d.

Catatan:
File yang diawali oleh huruf S (Start) merupakan file untuk menjalankan service tersebut sedang
apabila diawali oleh huruf K (Kill) berarti untuk menghentikan service yang bersangkutan.

SHUTDOWN

Sebelum mesin dimatikan (power off), sebaiknya sistem di shutdown dulu dengan
perintah/sbin/shutdown . Perintah tersebut akan melakukan halhal
berikut :
1. Memberitahukan kepada user yang login bahwa sistem akan dimatikan.
2. Menghentikan seluruh proses yang masih berjalan.
3. Melakukan unmount filesystem.
4. Menyimpan seluruh file yang masih di memori ke harddisk.
Sintaks :
shutdown [pilihan] [waktu] [pesan]